My Story Part 1



Sekitar Tahun 2001-2002 {ketika saya masih belum menyentuh sebuah tempat yang namanya sekolah (pokoknya saya masih unyu-unyu gitu)}. Saat itu saya ikut bersama ayah saya ke pasar untuk membeli keperluan kios kami. Setelah apa yang kami butuhkan terpenuhi, kami akhirnya pulang dengan menaiki transportasi roda 2, di sana panggilannya "Ojek". Dengan posisi duduk saya di depan si Sopir dan ayah saya di belakangnya.

Dalam perjalanan pulang, jalan yang ditempuh oleh ojek ini sangat berbeda dengan jalan yang biasa saya lalui. Kala itu saya berpikir "Mungkin bapak mau ke suatu tempat yang belum pernah saya lewati," tak lama kemudian sang sopir menyadari bahwa ayah saya ternyata tidak ada di belakangnya. Kami pun berhenti sejenak. Entah waktu itu saya masih benar-benar polosnya atau mungkin gag bisa berekpsresi haha, waktu itu saya tidak menunjukkan ekspresi galau atau gimana-gimana. Untungnya saya tahu sedikit nama daerah tempat saya tinggal (ya walau gag jelas amat sih).

Akhirnya kami, saya dan sang sopir pun sampai di gerbang panti asuhan belu permain. Di sana keluarga saya sudah menunggu di depan gerbang, termasuk ayah saya sendiri.

Ternyata, mengapa ayah saya tidak ada di belakang sang sopir "Ojek" ini adalah karena ketika ayah saya mencoba untuk menaiki Ojek ini, sang sopir langsung menancapkan gasnya tanpa melihat apakah ayah saya sudah naik ataukah belum.

Begitulah kisah konyol saya ketika berada di tanah kelahiran, yaitu Atambua. Sebuah tempat terpencil di pelosok Nusa Tenggara Timur.


Note : Gambar yang saya cantumkan itu ketika saya sudah duduk di bangku sekolah dasar, yaitu pada kisaran tahun 2003-2004. By the way, tuh kaki saya kotor karena waktu itu saya lagi asik-asiknya bermain, ehh disuruh buru-buru ke tukang foto, haha.
My Story Part 1 My Story Part 1 Reviewed by Ivqonnada Al Mufarrih on 05.17 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.